PENGARUH
BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGIS DAN
ANTROPOLOGIS
MAKALAH
Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Antropologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. Suharno,
M.H
Oleh
Nama : DWI SUCIPTO M.P
NIM :
140141293
Semester : 1 / C
Prodi : PGSD
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
BANGKA BELITUNG
(STKIP MBB)
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia
Ditinjau dari Aspek Sosiologis dan Antropologis”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan. Tentu saja dalam penulisan makalah ini tidak
lepas dari kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan yang
bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing
penulis, yaitu :
1.
Bapak Dr. Asyraf
Suryadin, M.Pd selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Muhammadiyah Bangka Belitung.
2.
Ibu Pratiwi Amelia,
M.Pd.B.I selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3.
Bapak Drs. Suharno, M.H
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan.
4.
Orang tua yang
senantiasa memberi dukungan dan
motivasi kepada penulis.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak. Amin
Pangkalpinang, 30 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................2
C.
Tujuan Penelitian ..................................................................................2
D.
Kegunaan Penelitian
..............................................................................3
BAB II PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA
INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGIS DAN
ANTROPOLOGIS
A.
Pengaruh Budaya Asing terhadap
Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek Sosiologis dan Antropologis......................................................
4
B.
Dampak Masuknya Budaya Asing ke Indonesia ..................................7
C.
Upaya Mengatasi Dampak
Negatif Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia ............................................................................................13
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan .........................................................................................18
B.
Saran-saran ..........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Indonesia
merupakan negara yang berdasarkan pancasila. Pancasila dijadikan sebagai
pandangan hidup berbangsa dan bernegara sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tahun
1945. Sebagai suatu bentuk budaya yang luhur, Pancasila merupakan gagasan atau
ide yang ada dalam pikiran para pemilik budaya tersebut.[1]
Alam pikiran itulah yang menentukan prilaku khas bangsa Indonesia atau disebut
dengan budaya Indonesia sehingga menjadikan jati diri bangsa Indonesia berbeda
dengan bangsa-bangsa lain. Akan tetapi pengaruh budaya asing yang bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus diwaspadai. Agar
nilai-nilai atau budaya tersebut tidak hilang atau tergerus oleh budaya asing.
Moderisasi
dan Globalsasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, tetapi keadaan
ini seharusnya tidak membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai
bangsa yang besar dan kaya unsur budaya.
Akan tetapi dengan semakin derasnya arus budaya asing yang masuk ke
Indonesia, mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh, atau mungkin
bisa dikatakan ”tercemar”, oleh corak budaya asing yang lebih mementingkan individualisme,
formalitas, kontrak kerja resmi, dan sebagainya.[2] Sebagaimana dikatakan oleh
ahli ilmu sosial Anthony Giddens,[3]
bahwa dampak moderisasi itu ada yang
positif dan ada yang negatif. memang masuknya budaya asing ke Indonesia itu
akan membawa perubahan-perubahan menuju suatu kemajuan sekaligus juga dapat
membawa perubahan-perubahan yang bersifat negatif, seperti runtuhnya institusi
sosial dan pudarnya budaya lokal. Globalisasi juga berpengaruh terhadap
masuknya budaya asing ke Indonesia. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek
yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya.[4]
Agar kita tidak tergilas begitu saja oleh arus budaya
asing, maka kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, misal saja
dengan pengetahuan yang cukup akan
pengaruh kebudayaan asing, mampu memfilterisasi dampak masuknya budaya asing ke
Indonesia, serta norma dan ideologi yang kuat.[5]
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis
dan antropologis?
2.
Bagaimana dampak
masuknya budaya asing ke Indonesia?
3.
Bagaimana upaya
mengatasi dampak negatif budaya asing terhadap budaya indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui
pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis
dan antropologis .
2.
Untuk mengetahui
dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari pengaruh budaya asing terhadap budaya
Indonesia.
3.
Untuk mengetahui
upaya mengatasi dampak negatif budaya
asing terhadap budaya Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan
hasil penelitian ini
dapat diklasifikasikan menjadi:
a)
Teoritis
Berguna untuk pengembangan
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh
budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis dan
antropologis.
b)
Praktis
Berguna bagi masyarakat Indonesia
untuk memperbaiki pola tingkah
laku yang sudah mulai mengikuti budaya asing dan meninggalkan budaya Indonesia
yang sesungguhnya, terutama bagi kalangan remaja Indonesia.
BAB II
PENGARUH
BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGIS DAN
ANTROPOLOGIS
A. Pengaruh Budaya Asing terhadap
Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek
Sosiologis dan Antropologis
Hubungan atau
kontak secara fisik antara satu budaya dengan budaya lainnya cendrung dapat
menyebabkan terjadinya saling mempengaruhi di antara masing-masing budaya tersebut.
Artinya suatu budaya itu bisa mempengaruhi budaya lainnya, namun sekaligus juga
dapat terkena ( mau menerima ) pengaruh dari budaya lainnya itu. Namun apabila
hubungan atau kontak tersebut dilakukan secara tidak langsung, misalnya melalui
alat-alat komunikasi massa seperti radio, televisi, film, Koran dan lain-lain,
maka komunikasinya cenderung bersifat satu arah saja, yaitu dari masyarakat
yang secara aktif menggunakan alat-alat komunikasi tersebut, sedangkan pihak
lain ( yakni masyarakat penerima ) tidak memiliki kesempatan untuk memberikan
pengaruhnya. Apabila pengaruh tersebut diterima tidak karena paksaan dari pihak
yang mempengaruhi , maka hasilnya di dalam ilmu antropologi budaya dinamakan akulturasi.
Ada kalanya
juga, bahwa dalam proses pertemuaan budaya tersebut, tidak terjadi pengaruh
sama sekali ( baik satu arah maupun dua arah ). Pada pertemuan kedua budaya
yang tarafnya seimbang misalnya, kadang kala bisa saling menolak yang mungkin
disebabkan karena pada masa lalunya pernah saling terjadi perentangan fisik
yang kemudian dilanjutkan dengan pertentangan non fisik antara kedua masyarakat
pendukung masing-masing kebudayaan itu. Keadadaan semacam itu dalam sosiologi
antropologi dinamakan Cultural Animosity.
Adanya
pengaruh dari budaya lain juga dapat menyebabkan terjadinya proses imitasi, yaitu tindakan seseorang untuk
meniru orang lain melalui sikap, penampakan, gaya hidupnya atau apa saja yang
dimilikinya. Biasanya yang lemah cendrung meniru yang dominan. Proses perubahan
secara imitasi, misalnya dapat terjadi apabila ada dua budaya yang saling bertemu, sedangkan salah
satu dari budaya tersebut memiliki unsur-unsur yang lebih tinggi misalnya dalam
aspek teknologinya, maka ada kemungkinan terjadi proses imitasi ( peniruan ) dari para pendukung budaya yang masih rendah
taraf teknologinya. Adapun prosesnya, mula-mula unsur-unsur tesebut ditambahkan
pada budayanya, akan tetapi lambat laun unsur-unsur budaya mereka yang dirubah
akan terganti dengan unsur budaya asing tersebut. Misalnya pada saat ini
orang-orang Indonesia cendrung memakai pakaiaan yang bercorak barat, karena
dianggap lebih mudah dan praktis. Sedangkan memakai pakaiaan tradisionalnya
jarang sekali, kecuali pada kesempatan-kesempatan tertentu misalnya pada saat
upacara-upacara resmi seperti resepsi perkawinan, khinatan, dan lain-lain.
Seiring
dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing
yang masuk ke Indonesia. Dizaman yang serba canggih ini, perkembangan
kemutahiran teknologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang
masuk. Budaya asing masuk ke negri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat
Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi
mereka belum bisa memilih dan memilah mana yang sesuai dengan aturan serta
norma yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
Negara
Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya, norma
tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial, dan norma kesopanan.
Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia.
Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi
oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak.
Setiap peraturan yang telah ditetapkan pasti ada sanksi yang melanggar, hal itu
serupa dengan norma, apapun jenis norma ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi
yang melanggarnya.
Pada
umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma
yang telah ditetapkan. Terbukti dengan bayaknya penyimpangan prilaku yang
dilakukan oleh banyak orang, seperti perbuatan korupsi, mencuri, mendustakan
agama dan sebagainya.[6]
Kasus-kasus tersebut menandakan buruk atau rendahnya mental bangsa ini.
Sehingga generasi muda yang mendaang bisa diperkirakan dapat lebih buruk dari
masa sekarang jika mental mundur tersebut masih ditularkan pada kaum remaja
saat ini. Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi
sekarang ini banyak remaja yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah
tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak
menghiraukan lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses internet serta
kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi
membuat usia muda rawan tergoda dengan hal-hal yang membahayakan dirinya.
Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia, pemasalahan ini sangat
berdampak negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue film
atau adegan porno lainnya yang dapat diakses dengan mudah melalui internet.
Para remaja bebas mengakses dan menonton film tersebut tanpa pengawasan dari
pihak orang tua mereka. Hal tersebut menimbulkan dampak yang kurang baik bagi
psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton film porno si remaja tersebut
menjadi termotivasi ingin melakukan hal-hal yang ia tonton dan ada sesuatu yang
baru yang tidak seharusnya dicoba jadi
ingin dicoba. Semua hal tersebut merupakan pengaruh budaya asing terhadap
budaya Indonesia yang ditinjau dari aspek sosiologis maupun antropologis.
Pengaruh
budaya Asing terhadap budaya Indonesia juga telah banyak merubah Indonesia dari
segi pembangunan. Pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat
merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat
yang adil, maju, dan makmur.
B. Dampak Masuknya Budaya
Asing ke Indonesia
Masuknya budaya asing ke
indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang
meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut
berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan
dampak yang sangat luas pada sistem budaya masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh
budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya ( culture shock ), yaitu
suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh
budaya yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya asing yang dilakukan
secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi
yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang ditampilkan
dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan
budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.[7]
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.[7]
Globalisasi
sebagai salah satu factor penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia, akan
menimbulkan dampak-dampak terhadap budaya Indonesia. Dampak-dampak tersebut
tidak semuanya baik dan cocok bagi budaya Indonesia, tetapi akan menimbulkan berbagai
dampak yaitu positif dan negatif.
Dampak positif antara lain
adalah ilmu pengetahuan, cara berfikir kritis, rasional dan menghargai waktu
dari budaya asing dan akibat dari pertukaran
unsur positif anatarnegara dapat melengkapi dan memperkaya bangsa Indonesia. Sedangkan
dampak negatif dari pengaruh budaya luar adalah bergesernya norma dan nilai
moral masyarakat.[8]
Selain
dampak positif dan negatif diatas, dampak positif dan negatif lainnya dari
budaya asing adalah sebagai berikut:[9]
a.
Dampak positif
1.
Perbaikan di bidang pendidikan
2.
Perubahan di bidang teknologi
3.
Perubahan di bidang industrialisasi
b.
Dampak negatif
1.
Kondisi disintegratif struktur masyarakat
2.
Kerusuhan-kerusuhan daerah
3.
Kenakalan remaja
4.
Kriminalitas
Menurut Soerjono Soekanto masuknya
budaya asing ke Indonesia
mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan
negatif.[10]
1. Dampak
Positif
Modernisasi yang terjadi di
Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah
perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil,
maju, dan makmur. Hal
tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik
batin, jasmani dan rohani.
2. Dampak
Negatif
Budaya yang masuk ke Indonesia
seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan
berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi,
kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
a. Kesenjangan
Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah
suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan ekonomi dalam kehidupan
masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si kaya dan si miskin,
akibat tidak meratanya pembangunan. Apabila jurang pemisah ini tidak
segera ditanggulangi maka dapat menimbulkan kecemburuan masyarakat sosial yang
dapat menyebabkan keresahan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri
akan mengakibatkan hal- hal seperti lahirnya
kelompok-kelompok sosial tertentu seperti adanya
pengamen yang banyak berkeliaran di jalanan yang menyebabkan
masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut sering menimbulkan
masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar. Di samping
itu juga terdapat kelompok pengangguran yang semakin
hari semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat
maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas.
b. Kerusakan
Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi di
lingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut:
1.
Polusi udara, menyebabkan sesak
nafas, mata pedih, dan pandangan mata kabur.
2.
Polusi tanah, menyebabkan lahan
pertanian menjadi rusak.
3.
Polusi air, menyebabkan air tidak
bersih dan tidak sehat.
c. Masalah
Kriminalitas
Kriminalitas adalah perbuatan
yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat kejahatan, seperti korupsi,
pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan lainnya. Dalam kriminologi
kejahatan disebabkan karena adanya
kondisi dan proses-proses sosial yang sama yang menghasilkan perilaku sosial
lainnya. Artinya, terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dan variasi
organisasi-organisasi sosial dimana
kejahatan tersebut terjadi. Sebagaimana
dikatakan oleh E.H.Sutherland bahwa kriminalitas atau perilaku
jahat merupakan proses asosiasi
diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut sebagai
akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang jahat. Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah sebagai berikut:[11]
1.
Faktor kemiskinan, bagi orang miskin, salah satu pilihan yang paling
memungkinkan untuk memperoleh kesempatan hidup yang lebih baik yaitu melakukan
kejahatan, misalnya menipu, mencuri, merampok.
2.
Faktor kesempatan, kejahatan tidak semata-mata akibat adanya niatan burk
dari si pelaku, tetapi lebih disebabkan oleh terbukanya kesempatan atau peluang
terjadinya kejahatan.
3.
Faktor psikologis, orang yang mengalami kekecewaan dan frustasi
berkepanjangan, sering berbuat nekat melakukan perbuatan yang melawan hukum.
Perbuatan itu ia lakukan sebagai jalan keluar atau konpensasi dari
kekecewaannya.
d. Kenakalan
Remaja
Kenakalan remaja adalah
penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda ( sekelompok remaja ). Misalnya tawuran, perusakan barang milik
masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta
obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu faktor internal
dan eksternal.
1.
Faktor internal, yaitu
faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri.
Misalnya, pembawaan sikap negatif dan tidak
bisa dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu,
kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang
tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada
dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2.
Faktor eksternal, yaitu faktor
yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari lingkungan hidup
remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan,
dan media massa. Seseorang yang
hidup dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung akan mempunyai
perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada
masyarakat. Misalnya
seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan
diri pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.
Selain faktor-faktor
diatas, faktor lain yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah faktor psikologis,
fisik, dan faktor lingkungan keluarga.[12]
1.
Faktor Psikologis, yaitu masa
remaja biasa disebut masa pubertas, yaitu masa peralihan antara masa anak-anak
dan masa kedewasaan. Seorang remaja pada dasarnya belum memiliki kepribadian
dan identitas yang mapan. Oleh sebab itu, ia menghadapi masa keritis, masa yang
penuh tantangan dan pengaruh lingkungan sekitarnya.
2.
Faktor Fisik, yaitu kondisi
fisik yang tidak normal seperti cacat tubuh, ukuran tubuh yang kurang ideal,
paras muka atau penampilan yang kurang harmonis
menyebabkan seseorang remaja kecewa dan frustasi. Ia menjadi seorang
yang pendiam, penyendiri dan kurang percaya diri. Oleh karena kondisi fisik
yang tidak normal tersebut, maka akan membuat remaja itu berprilaku ekstrem
seperti ugal-ugalan, agresif, dan kasar, dalam rangka menutupi kekurangan itu.
Apabila kurang pembinaan, remaja yang kondisi yang tidak normal ini akan sangat
mengganggu ketertiban social. Dampak lebih jauh lagi yaitu remaja tersebut akan
berprilaku menyimpang.
3.
Faktor Lingkungan Keluarga,
merupaka awal an dasar proses sosialisasi pada anak. Itulah sebabnya baik atau
buruknya lingkungan keluarga, akan berdampak kepada baik atau buruknya
kepribadan dan prilaku seorang anak.
Selain
dampak di atas, dampak masuknya budaya asing ke Indonesia salah satunya juga
adalah kondisi disintegratif struktur masyarakat, maksudnya yaitu keadaan
struktur masyarakat yang tidak bersatu padu, terpecah belah, atau terjadi
perpecahan pada msyarakat. Kondisi seperti ini biasanya disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu sebagai berikut:[13]
1.
Pengaruh perubahan social
yang terlalu cepat
2.
Tidak berfungsinya
lembaga-lembaga pemerintah
3.
Kesenjangan dalam
pelaksanaan industrialisasi.
C. Upaya Mengatasi Dampak
Negatif Budaya Asing terhadap Budaya
Indonesia
Untuk mengatasi pengaruh budaya
Asing terhadap budaya Indonesia, khususnya untuk membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif
diperlukan keterlibatan semua pihak terutama
pemerintah dan tokoh- tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta
keterlibatan orang tua di rumah. [14]
1)
Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat
mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang sistem pendidikan terutama
mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya
di setiap sekolah menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu
keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam
dalam seminggu saja. Tentu saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan
sebuah perubahan prilaku siswa sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran
atau kreatifitas guru bidang studi tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di
lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik
menurut pandangan agama. Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem pendidikan
dan mendorong kreatifitas guru bidang studi. Mengenai pelajaran dan pemahaman
keagamaan sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama yang dinilai
waktunya kurang memadai tersebut tetap, setiap
guru mata pelajaran umum juga dapat memasukan nilai-nilai agama ketika mengajar
di hadapan siswanya. Misalnya, mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan
kekuasaan Tuhan menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang
dipelopori atau dipimpin oleh
ulama atau pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan
lainnya. Tokoh-tokoh pejuang tersebut
sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan negara asing yang ingin menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi
Indonesia juga sekaligus menyebarkan budayanya.
2)
Peranan Tokoh Agama dan Budaya
Peranan para ulama dan budayawan
melalui program kerja organisasi keaagamaan dan sanggar-sanggar budaya sangat
strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam masyarakat khususnya
kalangan generasi muda. Keterlibatan
para tokoh agama dan budaya melalui
program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdatul Ulama ( NU ),
Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembinaan remaja agar
memiliki ketahanan budaya yang berbasis agama. Begitu juga peranan para
budayawan dan seniman melalui organisasi atau sanggar seni dapat merancang program
kerja yang diminati oleh kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan
budaya hura-hura yang datang dari budaya asing. Kalau hal ini dapat diperankan
secara maksimal oleh para tokoh agama dan budayawan, maka pola pembinaan
generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman nilai-nilai Pancasila dan ajaran
agama yang lebih terarah dan terukur, baik dari kegiatan-kegiatan internal
sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun di luar sekolah seperti remaja masjid,
kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja juga dapat berinterksi
sosial secara langsung dengan masyarakat sebagai pelaku sosial.
3)
Peranan Orang Tua dan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan
anak yang paling banyak waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang
paling bertanggung jawab
terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu,
lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau akhlak anggota
keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial harus
tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada dalam sekitar kita
harus orang-orang yang “tidak membawa
kita kedalam kesesatan”. Orang tua harus
bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya. Peran orang tua
sangat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul,
tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar
jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat modern, seorang
remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalui interaksi dalam keluarga, remaja akan mempelajari
pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita serta nilai
dalam keluarga dan masyarakat.
Selain
peranan-peranan dari pihak tertentu, upaya untuk mencegah atau menghilangkan
dampak negatif dari budaya asing juga dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:[15]
1.
Meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bangsa Indonesia.
2.
Memperkuat nasionalisme ( kesadaran
nasional ).
3.
Berpegang teguh pada
norma-norma nosial.
4.
Menjunjung nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia.
Masuknya budaya asing ke
Indonesia akan menimbulkan dampak seperti perubahan social. Untuk mengatasi
memudarnya jati diri bangsa akibat perubahan social, antara lain sebagai
berikut:[16]
1)
Menyosialisasikan jati diri
bangsa dan budaya nasional
Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang dicita-citakan itu
dapat dimanisfestasikan dalam bentuk karakter nasional, seperti cinta tanah
air, bersifat toleransi, suka menolong religius, demokratis, harmonis,
integritas, moralitas, patriotic dan nasionalis, berjiwa etis dan estetis,
serta bertanggung jawab. Pelaksanaan sosialisasi dapat diintralisasikan melalui
sarana sosialisasi seperti lebaga keluarga, lembaga pendidikan, organisasi
politik kenegaraan, asosiasi ekonomi, keagamaan, keolahragaaan, dan kesenian.
2)
Memiliki loyalitas terhadap
NKRI
Keutuhan dan kedaulatan NKRI pada saat ini masih mendapatkan berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar NKRI. Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada jalan lain kecuali
harus kembali kepada eksistensi cita-cita proklamasi kemerdekaan republik
Indonesia 17 Agustus 1945 dan menggalang kesepakatan bersama, yaitu loyalitas
terhadap Negara Kesauan Republik
Indonesia ( NKRI ).
3)
Memiliki komitmen tinggi
untuk pelestarian unsur dan nilai sosial budaya.
Teradisi dan budaya lokal dapat hilang secara perlahan-lahan karena
ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Perubahan social telah menimbulkan
dampak pada pola-pola hubungan social antarwarga masyarakat dan pola-pola
perilaku gaya hidup. Sebagaimana kita ketahui bahwa gaya hidup bebas atau
liberal telah berkembang dalam masyarakat sehingga sangat mempengaruhi jati
diri manusia, bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu, harus ada respon atau
seleksi sosial budaya yang berkembang dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pengaruh budaya asing
terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis dan antropologis
adalah telah membuat mental masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja menjadi rendah,
yang disebabkan oleh tidak dihiraukannya lagi norma-norma yang berlaku. Selain
itu masuknya budaya asing ke Indonesia telah berpengaruh terhadap pembangunan
Indonesia. Pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat
merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat
yang adil, maju, dan makmur.
2.
Dampak masuknya budaya asing
ke Indonesia dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positifnya yaitu cara berfikir kritis, rasional, menghargai waktu. Sedangkan dampak negatifnya dapat menimbulkan berbagai masalah
sosial diantaranya kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan
hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
3.
Upaya mengatasi dampak
negatif budaya asing terhadap budaya Indonesia diperlukan
keterlibatan semua pihak terutama pemerintah, tokoh agama, tokoh budaya,
orang tua serta keluarga. Selain itu kualitas SDM, nasionalisme juga harus
ditingkatkan, berpegang teguh pada norma-norma sosial serta menjunjung
nilai-nilai budaya bangsa.
B. SARAN-SARAN
1.
Masyarakat Indonesia
hendaknya mengetahui pengaruh-pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia dan
hendaknya masyarakat Indonesia mentaati norma-norma yang berlaku guna
mengantisipasi akan pengaruh budaya asing yang merusak mental bangsa.
2.
Masyarakat Indonesia
hendaknya berprilaku selektif terhadap dampak yang ditimbulkan budaya asing
guna mengambil dampak positifnya dan membuang dampak negatif dari budaya asing.
kepada kalangan remaja dan masyarakat Indonesia hendaknya menjunjung
3.
Pihak keluarga, tokoh
agama, dan pemerintah hendaknya berperan lebih dalam mengantisipasi dampak
negatif dari budaya asing khususnya tinggi budaya Indonesia dimata dunia.
DAFTAR
PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Budiati, Atik Catur, Sosiologi Kontektual, ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2009 )
Muin, Idianto, Sosiologi, ( Jakarta: Erlangga, 2006 )
Mulyadi, Yad,
dkk, Panduan Sosiologi, ( Jakarta: Yudistira,
2012 )
Sudjoko, dkk, Pendidikan
Lingkungan Hidup, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 )
B. KARYA TULIS ILMIAH
Sita, Putu sadhvi,
Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap
Kebudayaan Indonesia Di Kalangan Remaja, ( Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya, 2013 )
C. INTERNET
http://www.tumblr.com/post/5411641895/pengaruh-budaya-asing-bagi-kebudayaan-indonesia.html
[4]Sudjoko,
dkk, Pendidikan Lingkungan Hidup, (
Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 ), hlm. 9.8.
[5]Atik
Catur Budiati, Sosiologi Kontektual,
( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009 ), hlm. 52.
[8]Idianto
Muin, Op. Cit., hlm. 26.
[9]Yad
Mulyadi, dkk, Op. Cit., hlm. 12.
[10]www.abdulrahamansaleh.com
[12]www.abdulrahmansaleh.com
[13]Yad
Mulyadi , Loc. Cit.
[14] Putu Sadhvi Sita ,Pengaruh
Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia di Kalangan Remaja, (
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, 2013 ), hlm. 16.
[15]Atik
Catur Budiati, Op. Cit., hlm. 49.
[16]www.duniabaca.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar