Selasa, 19 Mei 2015

Cerita Rakyat Bangka


Akek Antak dan Suku Sekak
(Oleh: Dwi Sucipto M.P)

Pada zaman dahulu kala ada seorang kakek  yang bernama Akek Antak Yang bermungkim di sebuah desa yang bernama Desa Permis. Desa tersebut terletak di sebelah selatan pulau Bangka. Akek Antak terkenal sebagai manusia terbesar dan terkuat di Pulau Bangka. Dengan memiliki postur tubuh yang besar dan kuat seperti raksasa, Akek Antak  sangat disegani semua orang pada saat itu. Walaupun demikian, Akek Antak  adalah sosok yang sangat baik dan memiliki rasa sosial yang sangat tinggi.
Pada saat itu Akek Antak memiliki sebidang kebun, yang berada di Bukit Permis yang mana sampai sekarang ini masih dikenal kebun Durian Akek Antak yang terkenal akan besar dan manisnya. Akek Antak pada saat itu “berumi” atau berladang padi di Desa Permis yang tidak jauh dari kebun duriannya. Walaupun ia berumi di desa Permis, namun tempat penjemurannya padi hasil berladangnya bukanlah di desa Permis, melainkan di desa Tanjung Pura, yang jaraknya kurang lebih 75 km dari desa Permis. Bagi kita amat terasa jauh, namun tidak Bagi Akek Antak, dengan tubuhnnya yang besar ia tidak membutuhkan waktu lama dan tidak menguras energi yang berarti untuk menjemur padinya di desa Tanjung Tedung. Jemuran padi Akek Antak di tunggu oleh seekor ular. Ular tersebut bernama Tedung.  Oleh karena tempat penjemuran padi tersebut ditunggu oleh seekor ular bernama Tedung, maka tempat penjemuran itu pun dinamakan Tanjung Tedung atau nama lain dari desa Tanjung Pura. Tidak hanya tempat penjemuran padinya yang jauh dari tempat ia berkebun, namun tempat pamandiannya juga sangat jauh dari desa permis. Tempat pemandian Akek Antak terletak di muara sungai Sembulan dipesisir pantai laut Bangka sebelah Barat.
Pada suatu hari setelah menjemur padi, Akek Antak pergi mandi kurang lebih pukul 08.00 pagi. Setelah mandi, Akek Antak menjemur kain telsan (kain untuk menutupi tubuh pada saat mandi) di atas pohon Tenggeris yang sangat besar. Akan tetapi, besarnya pohon Tenggeris tidak sanggup menahan beratnya kain telsan Akek Antak sehingga pohon tersebut condong. Hal itu disebabkan oleh karena besar dan beratnya kain telsan yang digunakan Akek Antak untuk mandi yang sesuai dengan postur tubuhnya. Kemudian Akek Antak kembali ke kebunnya di desa Permis. Tidak lama kemudian, datanglah sekelompok orang pelaut yang bernama suku Sekak yang ingin beristirahat setelah melaut. Tempat istirahat suku Sekak tersebut di daerah tempat pemandian Akek Antak.  Suku sekak pun berlabuh, perahu mereka diikat pada pohon Tenggeris yang condong. Mereka tidak melihat keadaan pohon tersebut yang condong. Pada sore harinya, Akek Antak pergi lagi mandi ke tempat pemandian yang sama. Sesampai di tempat pemandiannya,  Akek Antak melihat ada beberapa orang yang sedang beristirahat di atas perahu, orang-orang tersebut adalah sekelompok suku Sekak yang sedang beristirahat tadi. Melihat perahu suku Sekak diikat pada pohon Tenggeris, Kemudian Akek Antak berkata kepada suku Sekak, “Wahai kisana, tolong lepaskan ikatan perahu kalian dari pohon ini, kakek mau mandi, kakek ingin mengangkat kain telesan kakek ini. Dengan berulang kali Akek Antak mengatakanya, tapi para suku sekak tidak memperdulikan perkataan Akek Antak.
Dengan  demikian akek Antak langsung saja mengangkat kain telesan pada pohon Tenggeris tersebut. Setelah kain tersebut diangkat, pohon  Tenggeris tersebut langsung berdiri tegak seperti semula sehingga membuat perahu pelaut (suku Sekak) itu pun ikut terlempar sangat jauh. Setelah terlempar jauh perahu tersebut kemudian  terdampar di laut Batu Berigak sebelah timur laut Bangka. Setelah kejadian tersebut, maka turun-temurun suku Sekak bersumpah tidak akan berlabuh dan melaut di laut sebelah barat  pulau timah (pulau Bangka). Kenyataannya hingga saat ini, tidak pernah terlihat dan mendengar adanya suku Sekak di bagian barat pulau Bangka. Suku Sekak hanya ada di bagian timur pulau bangka.

4 komentar:

  1. pacak ketemu dak?
    ato mnta mor handphone ka
    nek nnyak tentang cerita itu lengkap e
    siape yangpcak ditemui kire2

    BalasHapus
  2. Maaf, tapi kurang bermanfaat buat ane

    BalasHapus
  3. Cerita sejarah akek antak yg bagus

    BalasHapus
  4. Di daerah bangka utara juga ada cerita sejarah sungai sekak,sepasang suami istri orang sekak yg bertarung dengan Akek Antak disumpah oleh Akek Antak menjadi Rotan Bakau..sejarah Akek Antak memang benar adanya dan beliau asal usulnya merupakan asli tumpah darah Bangka,banyak cerita yg dibesar besarkan dan mengarang mengenai asal usul Akek Antak..mengklaim bahwa Akek Antak dari arab padahal salah besar dan yg tidak terbantahkan bahwa akek antak mempunyai pusaka khas pulau bangka yg masih terbentang dan membatu di pantai tuing,slm dari nek mapur.

    BalasHapus