Akek Antak dan Suku Sekak
(Oleh: Dwi Sucipto M.P)
Pada
zaman dahulu kala ada seorang kakek yang
bernama Akek Antak Yang bermungkim di sebuah desa yang bernama Desa Permis. Desa tersebut
terletak di sebelah selatan pulau Bangka. Akek Antak terkenal sebagai manusia
terbesar dan terkuat di Pulau Bangka. Dengan memiliki postur tubuh yang besar dan kuat seperti raksasa,
Akek Antak sangat disegani semua orang
pada sa’at itu. Walaupun demikian, Akek Antak adalah sosok yang sangat baik dan memiliki
rasa sosial yang sangat tinggi.
Pada
saat itu Akek Antak memiliki sebidang kebun, yang berada di Bukit Permis yang
mana sampai sekarang ini masih dikenal kebun Durian Akek Antak yang terkenal akan besar dan
manisnya. Akek Antak
pada saat itu “berumi” atau berladang padi di Desa
Permis yang tidak
jauh dari kebun duriannya. Walaupun ia berumi di desa Permis, namun tempat penjemurannya padi hasil berladangnya bukanlah di desa Permis, melainkan di desa Tanjung Pura,
yang jaraknya kurang lebih 75 km dari
desa Permis. Bagi kita amat terasa jauh, namun tidak Bagi Akek Antak, dengan
tubuhnnya yang besar ia tidak membutuhkan waktu lama dan tidak menguras energi
yang berarti untuk menjemur padinya di desa Tanjung Tedung. Jemuran padi Akek
Antak di tunggu oleh seekor ular. Ular tersebut bernama Tedung. Oleh karena tempat penjemuran padi tersebut ditunggu oleh seekor ular
bernama Tedung, maka tempat penjemuran itu pun dinamakan Tanjung Tedung atau
nama lain dari desa Tanjung Pura. Tidak hanya tempat penjemuran padinya yang jauh dari
tempat ia berkebun, namun tempat
pamandiannya juga sangat
jauh dari desa permis. Tempat pemandian Akek Antak terletak di
muara sungai Sembulan
dipesisir pantai laut Bangka sebelah
Barat.
Pada
suatu hari setelah menjemur padi, Akek Antak pergi mandi kurang lebih
pukul 08.00 pagi. Setelah mandi, Akek Antak
menjemur kain telsan (kain
untuk menutupi tubuh pada saat mandi) di
atas pohon
Tenggeris
yang sangat besar. Akan tetapi,
besarnya pohon Tenggeris tidak sanggup menahan beratnya kain telsan Akek Antak
sehingga pohon tersebut condong. Hal itu disebabkan oleh karena besar dan
beratnya kain telsan yang digunakan Akek Antak untuk mandi yang sesuai dengan
postur tubuhnya. Kemudian Akek Antak kembali ke kebunnya di desa Permis. Tidak lama kemudian, datanglah sekelompok
orang pelaut yang bernama suku Sekak yang ingin beristirahat setelah melaut. Tempat istirahat suku Sekak
tersebut di daerah tempat pemandian Akek Antak. Suku sekak pun berlabuh, perahu mereka diikat pada
pohon Tenggeris yang
condong. Mereka tidak melihat keadaan pohon tersebut yang condong. Pada sore harinya, Akek Antak pergi lagi mandi ke
tempat pemandian yang sama. Sesampai di tempat pemandiannya, Akek Antak melihat ada beberapa orang yang sedang beristirahat
di atas perahu, orang-orang
tersebut adalah sekelompok suku Sekak yang sedang beristirahat tadi. Melihat
perahu suku Sekak diikat pada pohon Tenggeris, Kemudian Akek
Antak berkata kepada suku
Sekak, “Wahai kisana, tolong
lepaskan ikatan perahu kalian dari pohon ini, kakek mau mandi, kakek ingin
mengangkat kain telesan kakek ini”. Dengan berulang kali Akek Antak
mengatakanya, tapi para suku
sekak tidak memperdulikan perkataan Akek Antak.
Dengan demikian akek Antak langsung saja mengangkat
kain telesan pada pohon Tenggeris tersebut.
Setelah
kain tersebut
diangkat,
pohon Tenggeris tersebut langsung berdiri tegak seperti
semula sehingga
membuat perahu pelaut (suku Sekak) itu
pun ikut terlempar sangat jauh.
Setelah terlempar jauh perahu tersebut kemudian terdampar di laut Batu Berigak sebelah timur laut
Bangka. Setelah
kejadian tersebut, maka turun-temurun suku
Sekak bersumpah tidak akan berlabuh dan melaut di laut sebelah barat pulau timah (pulau Bangka). Kenyataannya hingga saat ini, tidak
pernah terlihat dan mendengar adanya suku Sekak di
bagian barat pulau Bangka. Suku Sekak hanya ada di bagian timur pulau bangka.
pacak ketemu dak?
BalasHapusato mnta mor handphone ka
nek nnyak tentang cerita itu lengkap e
siape yangpcak ditemui kire2
Maaf, tapi kurang bermanfaat buat ane
BalasHapusCerita sejarah akek antak yg bagus
BalasHapusDi daerah bangka utara juga ada cerita sejarah sungai sekak,sepasang suami istri orang sekak yg bertarung dengan Akek Antak disumpah oleh Akek Antak menjadi Rotan Bakau..sejarah Akek Antak memang benar adanya dan beliau asal usulnya merupakan asli tumpah darah Bangka,banyak cerita yg dibesar besarkan dan mengarang mengenai asal usul Akek Antak..mengklaim bahwa Akek Antak dari arab padahal salah besar dan yg tidak terbantahkan bahwa akek antak mempunyai pusaka khas pulau bangka yg masih terbentang dan membatu di pantai tuing,slm dari nek mapur.
BalasHapus